Hitung Tagihan Listrik, Update Tiap Hari




Hitung Tagihan Listrik, Update Tiap Hari
Penghitungan Biaya Penggunaan Listrik Memakai KWH Meter Sederhana tapi aplikatif. Konsep inilah yang diangkat dalam karya cipta dua pelajar Albert Halim dan Satria Arief Budi. Mereka berhasil menciptakan sebuah alat yang diberi nama KWH Meter... Alat ini terilhami cara konvensional PLN saat mengecek penggunaan listrik pada pelanggan. "Baru dari hasil pengecekan dihitung berapa tagihan listriknya. Ini kurang praktis," ucap Albert. Seharusnya ada alat yang bisa menghitung langsung berapa tagihan listrik. Kalau bisa selalu update.Dengan KWH Meter, tidak perlu lagi ada petugas keliling. Data penggunaan listrik bisa otomatis dikirim dan langsung dihitung. Cara kerja alat ini simpel. Data dari penghitung KWH mekanik yang dipasang PLN di tiap rumah dikonversi terlebih dahulu ke data digital. "Alat konversinya kami sebut versi pertama KWH Meter," ucap Albert.Dari versi pertama, baru dikembangkan dengan menambah kemampuan pengiriman data analog yang sudah dikonversi digital ke server. Pengiriman dilakukan melalui kabel serial. Di server, data digital diolah dan dihitung tagihannya. Perhitungan tagihan juga sudah disesuaikan dengan standar PLN. Akurasinya dijamin 100 persen.Awalnya, kedua pelajar ini berencana memproses data KWH secara real time. Artinya, tiap sepersekian detik, data penggunaan listrik akan dikirim dan dihitung berapa tagihannya. Namun hal itu tidak mungkin dilakukan."Bayangkan berapa pengguna listrik di Surabaya? Bisa-bisa server komputer tidak mampu melayani banyaknya kiriman data yang masuk," jelas Albert. Untuk itu, kemudian mereka mengambil solusi dengan cara melakukan scheduling pengiriman data. Contoh pada satu pengguna. Data akan dikirim tepat pukul 12 malam. Pengguna lainnya lima menit setelahnya. Dengan solusi tersebut, server akan melayani permintaan secara bergantian sehingga kecil kemungkinan untuk drop dan pengguna pun tetap bisa mengupdate tagihan listrik tiap hari.Kendala terbesar pembuatan alat ini ada pada penghitungan KWH yang biasa di pasang di rumah pelanggan. "Alat itu tidak dijual secara umum. Hanya PLN yang punya," kata Albert. Beruntung, mereka akhirnya berhasil mendapatkan KWH Meter yang diinginkan.Kesulitan lain yang dihadapi ada pada proses pengiriman data. "Cukup sulit, karena kami baru pertama kali," jelas Albert. Harapannya, semoga alat ini bisa diaplikasikan dan menambah efisiensi kerja PLN.


Oleh Albert Halim, Pelajar SMA Petra 2 Surabaya Satria Arief Budi, Mahasiswa Teknik Mesin UK Petra

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda